6 Tips Jitu Mencegah Baby Blues Setelah Melahirkan

Lahirnya sang buah hati ke dunia merupakan peristiwa yang mengundang berjuta emosi. Setelah menjalani masa-masa kehamilan yang menakjubkan, Anda mungkin merasa super bersemangat untuk mendekap anak tercinta. Tapi untuk sejumlah wanita, gejolak emosi yang dirasakan setelah melahirkan tak selamanya lega membahagiakan.

Perubahan suasana hati setelah kelahiran bayi adalah hal yang wajar. Anda mungkin jadi tidak sabaran, mudah marah, selalu khawatir tentang kesehatan bayi Anda (meskipun dia baik-baik saja), cemas, tidak mampu berkonsentrasi, lelah namun tidak bisa tidur, dan terus menangis tanpa alasan jelas. Ini dikenal sebagai baby blues, bentuk depresi postpartum ringan yang paling umum dialami oleh sebagian besar ibu hamil sehingga dianggap normal. Sekitar 70-80 persen dari ibu baru di seluruh dunia berjuang menghadapi baby blues setelah melahirkan.

Baby blues mungkin adalah hal terakhir yang ingin Anda alami sebagai ibu baru setelah akhirnya bersatu dengan buah hati. Itu sebabnya, mencegah baby blues adalah sesuatu yang setiap ibu hamil ingin lakukan.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah baby blues setelah melahirkan?

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ambil mulai sekarang untuk mencegah baby blues demi menjaga kesejahteraan Anda setelah bayi lahir ke dunia.

1. Bicarakan kekhawatiran Anda

Bicarakan dengan dokter setiap kekhawatiran dan kesedihan yang Anda rasakan saat ini. Artinya, selalu tepati janji konsultasi prenatal Anda. Seringnya, profesional kesehatan bisa mendeteksi tanda-tanda depresi yang mungkin Anda tidak pernah sadari, sehingga dengan demikian bisa membantu Anda mengendalikan gejalanya sebelum meluap di luar kendali.

Diskusi juga dari hati-ke-hati dengan suami Anda mengenai apa saja yang mengkhawatirkan Anda tentang orang tua baru, kata Jane Israel Honikman, pendiri Postpartum Support International, di Santa Barbara, California. Tumpahkan segala kecemasan Anda tentang masa depan, bisa jadi kekhawatiran emosional — seperti kehilangan waktu berduaan seperti dulu — atau kecemasan seputar bayi, tentang kolik atau masalah menyusui.

2. Lepas stres

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir bisa lebih baik menjalin ikatan lahir-batin dengan ibu yang tenang. Ibu baru yang menghabiskan setidaknya 15 menit setiap hari untuk melepas stres bisa lebih baik mengatasi tekanan rumah tangga daripada mereka yang tidak mencoba sedikit bersantai, kata Diane Sanford, Ph.D., penulis Postpartum Survival Guide, dilansir dari Parents.

Sisihkan waktu luang rutin untuk fokus terhadap kesejahteraan diri sendiri Anda sebelum dan setelah bayi tiba, baik itu dengan melakukan pernapasan dalam, meditasi, percantik diri di salon, atau ngopi-ngopi bertemu dan bertukar cerita dengan para calon mama dan ibu lainnya tentang keluh kesah Anda. Dengan begitu, Anda dapat menemukan sedikit kelegaan hati mengetahui bahwa Anda tidak sendirian, dan bahwa menjadi orangtua adalah pengalaman yang unik bagi setiap ibu.

3. Ikut tidur saat bayi Anda tidur

Setiap orang telah mendengar nasihat klasik ini, “tidurlah ketika bayi tidur”. Tapi terlalu banyak ibu yang gagal untuk benar-benar melaksanakannya — menggunakan waktu bebas-bayi justru untuk beres-beres rumah atau belanja perlengkapan bayi sebelum kelupaan. Tak ada yang salah dengan keduanya, namun Anda tidak boleh melewatkan kesempatan emas untuk mencuri waktu beristirahat.

Menurut sebuah studi oleh Michael O’Hara, Ph.D., dari University of Iowa, ibu baru yang mampu menebus hilangnya waktu tidur cenderung merasa lebih santai dan kebal terhadap tekanan. “Anda mungkin perlu teman, anggota keluarga, atau menyewa bantuan untuk membantu dengan segala tetek-bengek rumah tangga sehingga Anda bisa mendapatkan tidur nyenyak yang sangat layak Anda dapatkan,” kata Dr O’Hara, penulis Postpartum Depression: Causes and Consequences.

Minta bantuan orang lain (suami, ibu, atau asisten rumah tangga) dengan perawatan bayi, pekerjaan rumah, dan perintilan rumah tangga lain yang dapat memunculkan stres bagi mama baru.

4. Perbanyak asupan Omega-3

Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi asam lemak Omega-3 (EPA dan DHA) dapat menekan risiko kelahiran prematur dan mencegah baby blues pada ibu baru. Omega-3 adalah asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh, dan karena itu harus diperoleh dari makanan. Wanita yang makan cukup ikan beromega-3 tinggi selama kehamilan atau suplemen minyak ikan berkualitas tinggi cenderung lebih kebal terhadap depresi postpartum.

Selain itu, asupan Omega-3 ibu yang tidak memadai juga telah dikaitkan dengan faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak serta keterlambatan perkembangan verbal selama tumbuh kembangnya. Studi menunjukkan bahwa pasokan Omega-3 untuk janin secara khusus diangkut langsung dari persediaan pribadi ibu selama kehamilan, terutama dari otak ibu, menuju plasenta janin yang sedang berkembang.

5. Sempatkan olahraga

Sebuah studi menemukan bahwa ibu yang rajin berolahraga sebelum dan setelah kelahiran bayi cenderung merasa lebih sejahtera secara emosional dan lebih muda bersosialisasi daripada mereka yang tidak berolahraga.

Meski begitu, jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat. Olahraga yang ringan-ringan saja, fokuskan untuk memperlancar aliran darah Anda mengalir bukan untuk membakar ratusan kalori atau mengencangkan otot-otot perut Anda. “Jalan di taman kota, mendapatkan udara segar, dan menikmati alam dapat menyegarkan cara pandang Anda,” kata Karen Rosenthal, Ph.D., seorang psikolog di Westport, Connecticut.

6. Jangan kekeuh ingin jadi orangtua yang sempurna

Anda mungkin berencana untuk menjadi orangtua yang sempurna untuk sang buah hati, bahkan telah memiliki bayangan orangtua ideal yang telah terukir dalam pikiran. Anda mungkin merasa bersalah jika Anda tidak bisa melakukan segalanya dengan benar dan menganggap bahwa ibu-ibu lainnya melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik dari Anda. Akibatnya, Anda memaksakan harapan yang tidak realistis pada diri Anda sendiri. Selain membuka hati, cara terbaik untuk mencegah baby blues adalah untuk memiliki ekspektasi yang realistis.

Bayi tidak bisa ditebak. Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang tidak mudah dan sulit untuk diduga. Mungkin Anda sering mendengar cerita-cerita lucu tentang ibu yang buru-buru keluar rumah memakai baju terbalik atau kelupaan untuk memakaikan popok pada bayinya setelah mandi. Salah-salah tak sedikit, tidak masalah. Teledor sedikit bukan berarti Anda gagal menjadi orangtua yang baik.

Jika Anda melompat ke babak “menjadi orangtua” dipenuhi dengan harapan setinggi langit yang tidak realistis bahwa Anda harus sempurna, ketika ada satu saja hal yang tidak berjalan sesuai harapan, itu akan membuat Anda stres bukan main. Daripada sebentar-sebentar panik menyadari betapa kacaunya hidup Anda saat ini, cobalah untuk sedikit lebih santai dan menghargai setiap spontanitas.

Tujuan Anda adalah untuk tidak memenuhi panduan bagaimana cara menjadi ibu yang sempurna bagi anak, tapi untuk menjadi orangtua yang bahagia.

The post 6 Tips Jitu Mencegah Baby Blues Setelah Melahirkan appeared first on Hello Sehat.



http://ift.tt/eA8V8J

from Hello Sehat http://ift.tt/2jzn3jM
via Obat Penumbuh Rambut