5 Cara Ngeden yang Salah Saat Melahirkan

Mengejan, alias ngeden, adalah tahap kedua dari persalinan. Fase ini terjadi setelah leher rahim melebar sepenuhnya dan tidak lagi menutupi kepala bayi, sehingga kini ada jalur lahir mulus tanpa hambatan untuk bayi dapat lahir ke dunia dengan selamat. Anda mungkin pernah mendengar bahwa hasrat mengejan selama melahirkan mirip dengan dorongan ingin buang air besar. Namun benarkah cara mengejan semudah hanya “tarik napas dalam-dalam, buang perlahan, dan dorong sekuat tenaga”?

Cara ngeden saat melahirkan tidak boleh dilakukan sembarangan. Cara mengejan keliru bisa membahayakan Anda maupun anak Anda. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus Anda hindari selama mengejan saat melahirkan.

Seperti apa cara mengejan yang salah?

Dokter akan memandu kapan Anda bisa mulai dan harus berhenti mengejan. Ikuti aba-aba dokter dengan baik sehingga proses persalinan Anda berjalan lebih lancar.

Di samping itu, ada 5 hal yang sebaiknya Anda hindari selama mengejan.

1. Ngeden sebelum diperintahkan dokter

Setelah leher rahim Anda benar-benar membuka lebar, Anda akan merasakan dorongan kuat untuk mengejan. Bagi kebanyakan wanita, rasanya akan lebih baik untuk mendorong daripada tidak mendorong.

Di sisi lain, Anda mungkin tidak merasakan kontraksi yang cukup kuat untuk tahu kapan harus mengejan. Sebaliknya, jika Anda menerima epidural, Anda akan merasakan kebas di sekujur pinggang ke bawah sehingga Anda mungkin tak akan merasa sakit dan tidak memiliki dorongan untuk mendorong. Dalam kedua kasus ini, Anda mungkin ingin menunggu hingga satu atau dua jam sampai leher rahim Anda sepenuhnya melebar, atau sampai kepala bayi Anda merosot sangat rendah di panggul Anda, sebelum mulai mendorong. Atau, Anda dapat bergantung pada instruksi dokter untuk membantu Anda mengejan dengan efektif.

Yang manapun kasusnya, mengejan akan paling efektif jika dilakukan begitu ibu merasakan dorongan untuk mengejan. Akan tetapi, mengejan terus-menerus sebelum diperintahkan dokter hanya membuang banyak tenaga yang menyebabkan Anda kecapekan sebelum benar-benar resmi mengejan. Mengejan terus-menerus juga dapat menyebabkan pembengkakan leher rahim dan memperlama proses persalinan.

2. Mengejan terlalu keras

Mengejanlah seperti saat Anda mengejan untuk buang air besar, lakukan dengan tenang, dan ikuti keinginan tubuh Anda. Bagi ibu yang pertama kali melahirkan normal, tahap mengejan mungkin bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam. Tapi, jangan pula ngeden terlalu keras untuk mempercepat proses kelahiran. Mengejan terlalu keras dapat membuat perineum robek lebih besar, yang mungkin membutuhkan jahitan. Selain itu, mengejan dengan sekuat tenaga dapat menghabiskan seluruh energi Anda dalam satu waktu. Akibatnya, Anda akan kelelahan sebelum waktunya sehingga Anda tidak lagi cukup kuat untuk kembali mendorong.

Setelah mengejan, sebaiknya istirahat sebentar, tarik napas dalam-dalam sekali lagi, dan hembuskan perlahan — seperti meniup lilin. Anda membutuhkan lebih banyak energi untuk mengejan berikutnya.

3. Panik dan tegang

Mengejan adalah insting alami seorang (calon) ibu, sehingga tubuh Andalah yang paling tahu kapan harus memulainya. Jangan mendorong dengan memusatkan tenaga hanya pada tubuh bagian atas dan menegangkan ekspresi wajah saja. Menegangkan otot-otot wajah dan tubuh bagian atas membuat wajah dan mata Anda memerah akibat pembuluh darah pecah, dan otot leher kaku. Ini adalah tanda-tanda Anda mendorong ke atas, bukannya mendorong ke bawah.

Mengejan juga melelahkan. Kombinasi kekurangan tenaga dan panik dapat membuat Anda semakin tidak fokus. Padahal, konsentrasi tinggi saat melahirkan adalah faktor paling penting untuk memiliki proses bersalin yang lancar.

Pertahankan kontrol diri dan coba untuk menghindari panik. Bersabarlah. Ambil napas dalam-dalam, keluarkan perlahan. Kemampuan Anda untuk bersantai sama pentingnya dengan kemampuan Anda untuk mengejan. Rahim dapat mendorong bayi keluar dengan sendirinya. Jangan dipaksa. Fokuskan tenaga untuk menggunakan otot perut guna mendorong ke bawah, dan dorong ke luar.

4. Bernapas tidak beraturan

Agar Anda dapat mengejan dengan lebih efektif, jangan bernapas tidak beraturan. Bernapas tidak beraturan hanya membuat Anda cepat lelah. Pada umumnya, begini cara bernapas yang benar saat mengejan: Ambil napas dalam-dalam (jangan terlalu panjang namun jangan terlalu pendek juga), tahan di paru-paru, tempatkan dagu pada dada Anda, tarik kaki Anda ke arah dada Anda saat mendorong, dan buang lewat hidung.

Keluarkan suara berbisik “Ah” atau “Oh” karena ini dapat membantu Anda menghembuskan napas dengan lebih teratur. Ini juga dapat menenangkan tubuh bagian atas dan perineum Anda. Jangan mencoba untuk menahan suara yang datang selama mengejan. Namun, jeritan bernada tinggi tidak akan banyak membantu, justru hanya memindahkan energi Anda ke tubuh bagian atas dan wajah. Anda malah seharusnya membuat geraman suara yang dalam dan rendah untuk membantu Anda mendorong ke bawah. Mendengus atau mengerang, boleh-boleh saja. Ini bahkan membantu Anda mendorong lebih efektif. Lemaskan rahang dan mulut, biarkan terbuka — ini membantu Anda melemaskan otot panggul.

Menahan napas selama mengejan tidak wajar untuk dilakukan dan mungkin bisa membahayakan bayi jika dilakukan dalam waktu lama. Namun, jika menahan napas membuat Anda lebih mudah untuk mendorong, tak apa untuk dilakukan selama anda merasa nyaman.

5. Salah posisi mengejan

Dalam beberapa kasus, bayi tidak berada posisi melahirkan yang optimal. Skenario ini adalah posisi bayi posterior oksiput. Dalam posisi ini, bayi justru menghadap perut ibu bukan tulang belakangnya sehingga selama proses bersalin bayi mungkin terjepit di belakang atau menghadap dasar panggul, yang membuat Anda harus mendorong lebih lama lagi. Jika Anda mengalami sakit punggung yang parah selama persalinan, sebagian besar alasannya datang dari posisi ini.

Ada banyak posisi yang dapat Anda praktikkan selama mengejan saat melahirkan, namun temukanlah posisi nyaman Anda. Sebaiknya, selalu tempatkan dagu di dada, tarik punggung ke depan, dan tarik kaki Anda ke arah dada untuk memudahkan otot perut dan rahim Anda mendorong bayi keluar. Untuk mempercepat proses persalinan, Anda dapat rutin berganti posisi, misalnya  posisi duduk atau jongkok, sehingga gravitasi juga membantu proses kelahiran bayi. Jika bisa, jangan bersandar di punggung.

Yang paling penting, jangan mengangkat bokong saat mengejan. Cara mengejan seperti ini hanya akan membuat perineum Anda robek lebih lebar. Jangan pula biarkan orang lain untuk menahan atau mengekang kedua kaki Anda.

The post 5 Cara Ngeden yang Salah Saat Melahirkan appeared first on Hello Sehat.



http://ift.tt/eA8V8J

from Hello Sehat http://ift.tt/2joHdw8
via Obat Penumbuh Rambut